Sabtu, 01 Oktober 2011

KEPUTUSAN YANG MENENTUKAN

Kejadian 25:19-34; Kisah 15:28

“Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya” (Kejadian 25:33).

Bagi orang-orang tertentu mengambil keputusan bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang cepat mengambil keputusan tanpa banyak pertimbangan, tetapi ada juga yang terlalu banyak pertimbangan sehingga keputusan itu tidak diambil-ambil. Ada seorang ibu yang mengeluh karena anak gadisnya belum menikah padahal dari segi “modal” penampilan ia tidaklah kalah dengan lainnya. Si ibu heran padahal tidak sedikit pria yang bertandang ke rumahnya, tetapi mengapa jodoh belum datang juga? Dari hasil “investigasi” didapatilah ternyata anak gadisnya tidak bisa cepat mengambil keputusan dan cenderung rewel.


Dalam Alkitab diceritakan seseorang yang melakukan tindakan fatal ketika ia dihadapkan pada suatu keputusan. Dia adalah Esau. Dalam keadaan lapar semuanya menjadi gelap. Ia tidak peduli lagi ketika ia disodorkan dengan keputusan apakah menerima tawaran Yakub untuk menjual hak kesulungannya dengan sepiring kacang merah ataukah menolaknya. Ingat, posisinya saat itu: ia sedang lapar dan di depannya ada makanan lezat. Dan celakanya ia memilih untuk menjual hak kesulungannya dengan sepiring kacang merah. Untuk sesaat kemudian ia tidak mendapatkan dampak dari keputusannya tersebut. Namun di kemudian hari berkat anak sulung diberikan kepada Yakub. Bukan hanya itu saja tetapi ini berbicara mengenai sikap Esau yang menganggap remeh kasih karunia Allah.
Terkadang kita dihadapkan pada suatu keputusan yang sulit untuk diambil. Karena itulah Allah memberikan Roh Kudus supaya Dia menyertai Anda dan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat, jitu, dan akurat.
Saat Anda menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, Anda sudah mengambil keputusan yang paling tepat. Tetapi kenyataannya kita masih saja dipenuhi dengan berbagai papan yang menunjukkan arah jalan: ke kiri, kanan, lurus, atau berhenti? Lalu kita bertanya-tanya: manakah jalan yang harus aku tempuh?
Keputusan yang terbaik datang dari Allah. Jadi Anda wajib bertanya ke mana Anda akan melangkah? Gereja mula-mula mempunyai pola yang berjalan sesuai dengan keputusan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 15:28). Meskipun mereka mempunyai keputusan sendiri, namun keputusan itu juga menjadi keputusan Roh Kudus. Jadi ada harmonisasi antara pikiran kita dan Roh Kudus.

Renungan:
Keputusan Anda dapat menentukan nasib Anda. Sekecil apapun keputusan itu selaraskanlah dengan pikiran Allah, supaya hidup Anda dipenuhi dengan damai sejahtera Allah.